wahai sahabat

semoga puas dengan postingan bloger q ya

Rabu, 26 Januari 2011

MAKALAH PKN

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang
Dengan adanya globalisasi, budaya-budaya barat yang masuk ke dalam bangsa kita rasanya begitu capat diserap dan diayomi oleh setiap lapisan masyarakat Indonesia. Fenomena tersebut seolah - olah telah mengikis sedikit demi sedikit budaya bangsa kita yang tertanam sejak dahulu. Budaya-budaya bangsa kita yang pada dasarnya masih menjunjung tinggi nilai moral, etika, dan kekeluargaan semakin terabaikan dan tergantikan oleh budaya liberalisasi dan kapitalisasi. Padahal budaya kita merupakan salah satu identitas kita sebagai bangsa Indonesia yang harus dipertahankan dan dilestarikan. Pertanyaan mendasar adalah mengapa sebuah bangsa harus memiliki dan memberdayakan identitas bangsanya? Secara teoritis identitas bangsa sangat diperlukan dalam berinteraksi, dimana dalam setiap interaksi para pelaku interaksi mengambil suatu posisi dan berdasarkan posisi tersebut para pelaku menjalankan perananan-peranannya sesuai dengan corak interaksi yang berlangsung. Jika seseorang atau kelompok atau bangsa menyatakan budaya sebagai salah satu identitas nasionalnya maka ia akan berpedoman dengan kebudayaannya tersebut. Dengan melihat kenyataan ini, terlihat jelas bahwa identitas nasional kita telah mulai terkikis dengan datangnya budaya-budaya barat yang memang tidak sesuai dengan budaya bangsa indonesia. Sehingga diperlukan adanya upaya untuk memerangi budaya-budaya yang dapat mengikiskan identitas bangsa kita.

2

B.

Rumusan Masalah
Berdasar uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
“Perlunya upaya untuk
memerangi budaya-budaya yang dapat mengikiskan identitas bangsa kita
sebagai bangsa Indonesia”

C.

Tujuan Penulisan
Dan adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam penulisan makalah ini adalah :


Mendiskripsikan pengertian identitas, dan identitas nasional.


Mendiskripsikan proses globalisasi dan modernisasi


. Mendiskripsikan pluralitas bangsa merupakan identitas bangsa indonesia.


Menganalisis pengaruh globalisai terhadap perubahan dan penyisihan identitas bangsa.


Menganalisis upaya-upaya yang dapat dilaksanakan dalam menanggulangi problematika identitas bangsa.
3

BAB II LANDASAN TEORI A.

Pengertian Identitas, dan Identitas Nasional 1.

Pengertian Identitas
Secara etimologis kata identitas berasal dari bahasa inggris yakni

identity”
yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri. Jadi identitas merupakan sesuatu yang menandakan sesuatu, baik itu benda maupun orang. Namun dalam bahasa indonesia
identity
atau identitas memiliki dua arti, yaitu : a.

Identitas atau jati diri yang menunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang atau sebuah benda. b.

Identitas atau jati diri dapat berupa surat keterangan yang dapat menjelaskan pribadi seseorang dan riwayat hidup seseorang. (Arnold Dashefsky,5) M
enurut Parsudi Suparlan, identitas atau jati diri adalah ” pengenalan atau
pengakuan terhadap seseorang yang termasuk dalam suatu golongan yang dilakukan berdasarkan rangkaian ciri-ciri yang merupakan suatu satuan yang menyeluruh, serta menandainya sehingga ia dapat dimasukan dalam golongan tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa identitas adalah ciri, tanda, jati diri yang dimiliki seorang, kelompok, masyarakat dan bangsa sehingga ia berbeda dengan lainnya.
2.

Pengertian Identitas Nasional
Nasional berasal d
ari bahasa inggris “
national”
yang dapat di artikan sebagai warga negara atau kebangsaan. Secara epistemologis identitas nasional (identitas + nasional) atau
national identity
dapat diartikan sebagai identitas nasional atau jati diri nasional. Jadi identitas nasional adalah kepribadian atau jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang dapat membedakannya dengan bangsa lainnya.
4

Terdapat beberapa faktor yang dapat membentuk identitas bangsa, antara lain adalah :


Primordial (Ikatan kekerabatan, kesamaan suku bangsa, daerah,dsb) seperti terbentuknya Negara Israel yang dibentuk oleh bangsa yahudi.


Sakral (Kesamaan Ideologi dan Agama) seperti terbentuknya Negara Uni Soviet atas dasar kesamaan ideology komunisme.


Tokoh (Kepemimpinan tokoh) contohnya negara India yang terbentuk dengan kepemimpinan tokoh Mahatma Gandi.


Bhinneka tunggal ika (kesediaan warga Negara untuk bersatu dalam perbedaan) contohnya negara Indonesia yang terbentuk dari berbagai suku bangsa.
B.

Pluralitas Bangsa Merupakan Identitas Bangsa

BHINNEKA TUNGGAL IKA
demikianlah semboyan bangsa Indonesia yang juga menandakan bahwa indonesia merupakan bangsa yang plural, sebagaimana yang dikatakan oleh Leo Suryadinata (1999;150) bahwa Indonesia adalah negara yang multietnis dan multiagama. Indonesia dikatakan sebagai bangsa yang plural karena Indonesia memiliki berbagai macam suku, bahasa, agama, dan budaya yang berbeda-beda. 1.

Suku Bangsa Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus, yang askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Kekhususan dari suku bangsa dari sebuah golongan sosial ditandai oleh ciri-cirinya, yaitu diperoleh secara askriptif atau diperoleh begitu saja bersamaan dengan kelahirannya, dan muncul dalam sebuah interaksi berdasarkan atas adanya pengakuan oleh warga suku bangsa yang berkaitan dan diakui oleh suku bangsa lainnya.(Barth 1969 : 9-38 dan Suparlan 1999)
5

2.

Agama Di Indonesia terdapat agama-agama yang bermacam-macam, agama-agama tersebut adalah Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Adat istiadat atau perilaku sosial warga negara Indonesia selalu dikaitkan atau berlandaskan agama-agama yang dianut oleh suku bangsa itu sendiri. 3.

Bahasa Beragamnya suku bangsa di Indonesia menyebabkan beragamnya bahasa sesuai denagan sukiu bangsanya masing-masing. Namun bahasa nasionalnya adalah bahasa Indonesia. Hal tersebut sangatlah menarik, mengingat seluruh bangsa di dunia hanya memiliki satu bahasa bangsa dan dijadikan pula sebagai bahasa nasional. Namun di Indonesia dengan beragam bahasa yang ada malah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasionalnya. 4.

Budaya dan Kebudayaan Budaya adalah nilai-nilai dan adat kebiasaan, sedangkan Kebudayaan adalah suatu kompleks gejala termasuk nilai-nilai dan adat kebiasaan yang memperlihatkan kesatuan sistematik.
Menurut suparlan (1999) ”Kebudayaan adalah pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat, model-model pengetahuan, yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menginterpretasi dan memahami lingkungan yang
dihadapi dan digunakan sebagai referensi atau pedoman untuk bertindak”.
Banyak sekali hasil kebudayaan-kebuadayaan yang dihasilkan oleh bangsa Indonesia, seperti tari Reog, tari Lenggo, tari Kuda Lumping, tari Pendet, tari Piring, dan berbagai macam tarian dan nyanyian lainya. Kebudayaan-kebudayaan tersebut berasal dari suku bangsa Indonesia yang sangat beragam.
6

C.

Proses Globalisai dan Modernisasi
Untuk menguraikan proses globalisasi, kita harus menelusuri sejarah negara-negara Eropa Barat terlebih dahulu, sebab proses globalisasi tidak hanya berlangsung pada saat ini, melainkan sudah dimulai sejak masa lampau.
1)

Masa Kapitalisme
Kapitalisme berasal dari bahasa Latin,
kapital
berarti kepala atau modal pokok dalam perniagaan. Jadi, kapitalisme adalah paham atau sistem ekonomi yang modalnya bersumber pada tanah dan modal berada pada tangan swasta (di Eropa pertama-tama pada kaum bangsawan dan biara atau Gereja), dan semata-mata bertujuan untuk mencapai keuntungan sebanyak-banyaknya. Istilah ini berasal dari seorang sosialis Perancis bernama
Louis Blanc
(1811

1882). Kapitalisme terbagi atas dua bagian, kapitalisme lama dan kapitalisme modern. a)

Kapitalisme lama Paham ini berkembang sejak abad ke-11, ketika perdagangan internasional mulai dilakukan. Kapitalisme lama menjelma menjadi imperialisme lama, yang ingin menguasai dunia. Ada tiga dorongan yang menyebabkan timbulnya imperialisme lama yaitu
God
,
Gospel
, dan
Glorious
.
1.

Gold (emas) Para imperialisme dari Eropa ini terdorong untuk mencari emas sebagai lambang kekayaan pada saat ini. Emas tidak ditentukan di Eropa, tetapi diluar Eropa (Afrika, Amerika, dan Asia).
2.

Gospel (menyiarkan agama) Kaum agama Kristen (Nasrani) terdorong oleh ajaran injil :

.........pergilah, jadikan semua bangsa muridku dan baptislah mereka.........
”. Berdasarkan perintah Tuhan ini, banyak misionaris dan
zending pergi ke seluruh muka bumi ini untuk mengembangkan agama Nasrani.
3.

Glorious (kejayaan) Penermuan benua baru akan membawa kejayaan suatu bangsa, baik dalam bentuk kekayaan materiil maupun nama besar yang diabadikan dunia.
7

Pelopor imperialis lama ialah Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, Perancis dan Jerman. b)

Kapitalisme Modern Kapitalisme modern ditandai dengan adanya revolusi industri di Inggris yang berlangsung tahun 1750

1850. Kemajuan ilmu pengetahuan alam mendorong penemuan-penemuan di bidang teknologi, antara lain ditemukannya mesin-mesin. Misalnya James Watt menemukan mesin uap, dan sebagainya. Jadi, revolusi industri membawa perubahan besar dalam bidang produksi yang dahulu dikerjakan dengan tangan, kemudian diubah dengan menggunakan mesin. Revolusi industri menghasilkan produksi yang lebih cepat, lebih baik kredibilitasnya, dan lebih murah. Selain itu juga membutuhkan bahan mentah yang lebih banyak. Oleh karena hasil produksi jauh lebih banyak, maka akibatnya terjadi over produksi (kelebihan hasil pabrik), sehingga barang harus dijual keluar negeri. Timbulnya imperialisme modern, di satu pihak karena adanya over produksi.
2)

Neo Imperialisme
Imperialisme dalam bentuk baru ialah suatu bentuk penjajahan yang terutama dalam bentuk ekonomi. Negara-negara bekas jajahan telah mencapai kemerdekaan secara politik, tetapi masih memiliki ketergantungan dalam bidang perekonomian. Kebutuhan ini makin lama makin meningkat, karena negara-negara bekas jajahan (disebut dunia ketiga) tersebut dalam perekonomian merupakan negara miskin dan cenderung terus menerima bantuan (berwujud utang) yang makin membengkak. Sungguh suatu ironi memperbandingkan cita-cita atau tujuan negara-negara penjajah sekarang. Mereka menjajah dengan cara yang kelihatan
lebih halus. Mereka membuat sedemikian rupa, sehingga terjadi “ketergantungan”
kepada negara barat baik secara langsung maupun tidak langsung. Termasuk yang tampak adalah masalah budaya dan peradaban, lebih khusus lagi ketergantungan
8

dalam bidang ilmu dan teknologi yang mempunyai konsekuensi ketergantungan ekonomi, Ketergantungan ini mereka kemas dengan istilah-istilah berikut : a)

Modernisasi Menurut Dr. A. Qodri Azizy, MA. Istilah modern secara bahasa berarti baru, kekinian, akhir, up-to-date, atau semacamnya. Dapat pula dikatakan sebagai kebalikan dari lama, kolot, atau semacamnya. Istilah modern juga bisa dikaitkan dengan karakteristik. Oleh karena itu, istilah modern ini dapat diterapkan pada manusia dan juga untuk lainnya: dari konsep bangsa, sistem politik, ekonomi, negara, kota, lembaga (sekolah, rumah sakit, dan lain-lain), barang, sampai pada perilaku, sifat, dan hampir apa saja. Kita dapat memberi predikat negara sebagai negara modern, kita juga dapat menyebut pakaian dan rumah yang modern, dan juga bisa menyebut musik yang modern. Jadi istilah modernisasi menyangkut semua aspek kehidupan, terutama ditandai dengan kepercayaan terhadap sains (ilmu pengetahuan), perencanaan, sekularisme, dan kemajuan. Istilah ini diberi pengertian oleh Samuel Huntington sebagai hal yang mempunyai tiga proses berikut :
1.

Penggantian sejumlah besar dari hal-hal yang tradisional, bersifat keagamaan, kekeluargaan, dan kekuasaan politik atas dasar etnik dengan satu kekuasaan nasional dan sekuler.
2.

Munculnya fungsi-fungsi politik harus dikelola dengan hierarki administratif yang baru dan dipilih atas dasar kemampuan atau prestasi bukan asal usul mereka.
3.

Meningkatkan partisipasi politik oleh kelompok-kelompok sosial dari seluruh masyarakat melalui perkembangan institusi baru, seperti partai politik dan kelompok
interest
dalam rangka partisipasi tersebut.
9

D.

Pengaruh Globalisasi Terhadap Perkembangan Budaya Nasional Indonesia
Secara teoritis globalisasi membawa nilai yang posistif,
yaitu membawa kemajuan, kesejahteraan, dan keselamatan bangsa dan negara. Namun globalisasi juga membawa nilai-nilai negative seperti budaya Hollywood dan pemikiran sekularisme dan lai-lain. Kita menyadari bahwa pengaruh globalisasi tidak mungkin dapat dihindari, kecuali kita dengan sengaja menghindari interaksi dan komunikasi dengan pihak yang lain. Ketika seseorang masih membaca surat kabar, menonton televisi, atau menggunakan alat lainnya, terlebih lagi dengan menggunakan internet, ia tetap akan terperangkap dalam proses dan model pergaulan global. Dalam era globalisasi telah terjadi pertemuan dan gesekan nilai-nilai budaya dan agama di seluruh dunia yang memanfaatkan jasa telekomunikasi, transformasi dan informasi sebagai hasil dari modernisasi teknologi. Pertemuan dan gesekan tersebut akan menghasilkan kompetisi liar yang berarti saling mempengaruhi dan dipengaruhi, saling bertentangan dan bertabrakannya nilai-nilai yang berbeda yang berakhir dengan kalah atau menang, saling bekerja sama yang akan menghasilkan sintesa dan antitesa baru. Pengertian globalisasi dapat dibedakan atas dua hal yaitu :
1)

Sebagai Alat
Globalisasi merupakan wujud keberhasilan ilmu dan teknologi, terutama di bidang komunikasi. Globalisasi sebagai alat juga mengandung hal-hal yang positif apabila dipergunakan untuk tujuan yang baik. Namun hal tersebut juga dapat mengandung hal-hal negatif bila dipergunakan untuk tujuan yang tidak baik. Jadi tergantung siapa yang menggunakan dan apa tujuannya.
2)

Sebagai Ideologi
Globalisasi sebagai ideologi berarti sudah mempunyai arti tersendiri dan netralitasnya sangat sedikit. Globalisasi sebagai ideologi pasti memihak suatu kepentingan sehingga akan menimbulkan akibat, baik yang setuju maupun yang tidak setuju. Disinilah timbulnya benturan dan pertentangan.
10

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh globalisasi terhadap pengikisan identitas nasional dapat dipendang dalam 2 sudut pandang, yaitu globalisasi sebagai : a.

Ancaman
Dengan alat komunikasi seperti TV, parabola, telepon, VCD, DVD, dan internet, kita dapat berhubungan dengan dunia luar. Dengan parabola atau internet, kita dapat menyaksikan hiburan porno dari kamar tidur. Kita dapat terpengaruh oleh segala macam bentuk yang sangat konsumtif. Anak-anak kita dapat terpengaruh oleh segala macam film kartun dan film-film yang seharusnya tidak dilihat. Kita pun dapat dengan mudah terpengaruh oleh gaya hidup seperti yang terjadi di sinetron-sinetron kita (terutama sekali yang bertemakan keluarga) yang lebih dari 90% menebar nilai-nilai negatif dengan ukuran keberagaman dari setiap agama. Meskipun harus disadari pula bahwa televisi juga banyak menayangkan program-program pengajian, ceramah, diskusi, dan berita yang mengandung nilai positif bahkan agamis. Adegan kekerasan (
violence
) akan lebih berkesan di benak anak-anak dibandingkan dengan petuah agama.
b.

Tantangan
Pengaruh globalisasi yang memberikan nilai-nilai positif wajib kita serap, terutama yang tidak menyebabkan benturan dengan budaya kita, misalnya disiplin, kerja keras, menghargai orang lain, rasa kemanusiaan, demokrasi dan kejujuran. Kita wajib menyaring yang baik dan sesuai dengan kepribadian dan moral bangsa kita terima, sebaliknya yang buruk kita tolak.
11

BAB III PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH A.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Kebudayaan Masyarakat
Perubahan kebudayaan nasional dapat disebabkan oleh berbagai faktor internal dan eksternal, antara lain sebagai berikut : a.

Faktor-faktor internal antara lain :

Adanya kejenuhan atau ketidakpuasan individu terhadap sistem nilai yang berlaku di masyarakat.

Adanya individu yang menyimpang dari sistem sosial yang berlaku. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan diikuti oleh individu-individu lainnya sehingga mendorong perubahan.

Adanya perubahan dalam jumlah dan komposisi penduduk. Pertumbuhan penduduk akan menyebabkan terjadinya perubahan unsur penduduk lainnya, seperti rasio jenis kelamin dan beban tanggungan hidup. Banyaknya pendatang dari etnis dan budaya lain juga akan merubah struktur sosial karena penduduk menjadi lebih heterogen. b.

Faktor-faktor eksternal antara lain :

Bencana alam antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, atau tsunami. Bencana alam dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan fisik sehingga menuntut manusia melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang telah berubah tersebut. Biasanya untuk bertahan ataupun mengalami suatu bencana alam, manusia terkadang terlupa atau mungkin terpaksa melanggar nilai-nilai dan norma sosial yang telah ada. Hal ini dilakukan semata-mata untuk tetap bertahan dalam menghadapi perubahan lingkungan akibat bencana alam tersebut.

Kontak dengan masyarakat lain yang berbeda kebudayaannya. Kontak dapat terjadi antar etnis di dalam suatu kawasan atau yang berasal dari tempat yang berjauhan. Interaksi antara orang atau kelompok yang berbeda etnis dan
12

kebudayaan yang tinggi akan memperluas pengetahuan dan wawasan tentang budaya masing-masing, sehingga dapat menimbulkan sikap toleransi dan penyesuaian diri terhadap budaya lain tersebut. Sikap toleransi dan penyesuaian diri ini pada akhirnya akan mendorong terjadinya perubahan kebudayaan.

B.
Dampak Dari Perubahan Kebudayaan Nasional
Terdapat beberapa dampak dari perubahan kebudayaan nasional, di antaranya adalah :

Terjadinya sabotase hasil kebudayaan nasional seperti tari reog, lagu rasa sayange dan lain-lain sebagainya yang telah di akui menjadi nilik negara Malaysia.

Terjadinya pergeseran nilai pakaian, seperti pakaian batik yang digunakan dalam sebuah acara DUGEM di sebuah Club Malam di Jakarta.

Hilangnya budaya sopan santun dan tata krama.

Terjadinya penyisihan terhadap bahasa nasional.dsb Hal-hal tersebut dapat terjadi oleh beberapa hal, di antaranya adalah :
Minimnya pengetahuan masyarakat akan nilai-nilai budaya.
Kurangnya perhatian masyarakat terhadap pelestarian kebudayaan nasional.dan
Tidak adanya dukungan pemerintah terhadap pemberdayaan budaya nasional.
Upaya-Upaya Yang Dapat Dilakukan Dalam Memberdayakan Budaya Nasional.
meningkatkan animo masyarakat terhadap budaya bangsa.

Sosialisasi dan pendidikan kebudayaan, guna menambah wawasan masyarakat tentang kebudayaan nasional



Sikap selektif terhadap budaya-budaya asing yang masuk dalam nasionalisme Indonesia.
13

BAB IV PENUTUP A.

Kesimpulan
Dari uraian pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :


Identitas nasional adalah kepribadian atau jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang dapat membedakannya dengan bangsa lainnya.


Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat, model-model pengetahuan, yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menginterpretasi dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai referensi atau pedoman untuk bertindak


Kebudayaan merupakan salah satu identitas bangsa yang harus dilestarikan dan diberdayakan.


Globalisasi
diambil dari kata
globe
, yang berarti bola dunia. Globalisasi merupakan suatu gejala terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi yang mengikuti sistem nilai dan kaidah yang sama antara masyarakat di seluruh dunia karena adanya kemajuan transportasi memperlancar interaksi antar warga dunia.



Tidak semuanya pengaruh globalisasi dan modernisasi membawa keburukan tetapi juga ada sisi praktis yang bisa diambil dari itu.

14

DAFTAR PUSTAKA


Azizy, A. Qodri, MA. 2003.
Melawan Globalisasi

Reinterpretasi Ajaran Islam
. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


Samsudin. 2006.
Kewarganegaraan
. Surakarta : PT. Widya Duta Grafika.

1 komentar:

ridho mengatakan...

bERIKAN KOMENTAR ANDA